STRATEGI
ISOLASI ENZIM AMYLASE
Strategi
pemilihan sumber karbon yang baik sebagai substrat sangat penting dilakukan
untuk mendapatkan hasil isolasi bakteri amylase yang maksimal, dalam hal ini
dapat digunakan substrat yang berasal dari maltosa. Komposisi dan konsentrasi media sangat mempengaruhi
produksi dari enzim tersebut. Keberadaan pati tersebut akan
menginduksi produksi amilase. Keadaan
lingkungan dan sumber nitrogen pada media kultur juga akan mempengaruhi
pertumbuhan produksi amilase. Penambahan kalsium atau pepton 1% akan memperpendek periode lag dan menambah
pertumbuhan dan sintesis amilase. Disamping karbon dan nitrogen, sodium dan garam
potassium, ion metal, dan detergen juga akan mempengaruhi produksi amilase dan
pertumbuhan mikroorganisme. Penambahan
glukosa pada kultur dapat mengurangi dari sintesis a-amilase, hal ini bisa
disebabkan karena glukosa mempengaruhi kegiatan bakteri ini. Suhu
optimum pada sintesis amilase adalah sekitar 500 C dan pH optimum
untuk sintesis amilase sekitar 7,0. Ekstrak enzim dipertahankan aktivitasnya
100% ketika diinkubasi selama 1 jam pada suhu 900 C dan 40% pada
suhu 600 C selama 24 jam.
Pengujian
produksi amylase dapat dideteksi dengan penambahan reagen iodine pada tiap
koloni yang tumbuh pada media untuk menyeleksi bakteri penghasil amylase. Isolat
yang menghasilkan amylase ditunjukkan dengan adanya zona bening di sekitar
koloni. Enzim amylase dapat
dipisahkan dari protease dengan menambahkan insoluble
starch ke dalam kultur untuk menyerap amilase.
Strategi
untuk isolasi bakteri penghasil amylase tahan pada suhu tinggi (termofilik)
secara umum sama dengan penjelasan diatas. Pada dasarnya bakteri ini diisolasi untuk
memperoleh enzim α-amilase dengan protein yang tahan panas. Beberapa
keuntunganya adalah memiliki laju reaksi yang tinggi, memiliki sifat fisik
medium yang menguntungkan, menurunkan resiko kontaminasi dan pertumbuhan
bakteri pathogen serta menghasilkan bakteri termostabil. Bakteri tersebut dapat
diisolasi dari laingkungan alam yang bersuhu tinggi atau daerah yang memiliki
gunung berapi (Brock, 1985). Sehingga untuk mengisolasi bakteri tersebut
dibutuhkan strategi khusus. Selain dibutuhkan substrat yang mengandung maltose juga
dibutuhkan pH serta suhu yang sesuai dengan lokasi pengambilan sampel. Sehingga
sangat penting mengukur parameter fisik dan kimia di lokasi pengambilan. Suhu
yang dapat digunakan untuk mengisolasi bakteri termofilik berkisar antara 55-75oC,
karena pada kisaran suhu ini beberapa bakteri termofilik memiliki kecepatan
tumbuh yang maksimal (Brock, 1985).
By: Rizki_nisfi@yahoo.com
thanks ya
BalasHapus