Jumat, 04 Mei 2012

STRATEGI ISOLASI ENZIM AMYLASE


STRATEGI ISOLASI ENZIM AMYLASE

            Strategi pemilihan sumber karbon yang baik sebagai substrat sangat penting dilakukan untuk mendapatkan hasil isolasi bakteri amylase yang maksimal, dalam hal ini dapat digunakan substrat yang berasal dari maltosa. Komposisi dan konsentrasi media sangat mempengaruhi produksi dari enzim tersebut. Keberadaan pati tersebut akan menginduksi produksi amilase. Keadaan lingkungan dan sumber nitrogen pada media kultur juga akan mempengaruhi pertumbuhan produksi amilase. Penambahan kalsium atau pepton 1% akan memperpendek periode lag dan menambah pertumbuhan dan sintesis amilase. Disamping karbon dan nitrogen, sodium dan garam potassium, ion metal, dan detergen juga akan mempengaruhi produksi amilase dan pertumbuhan mikroorganisme. Penambahan glukosa pada kultur dapat mengurangi dari sintesis a-amilase, hal ini bisa disebabkan karena glukosa mempengaruhi kegiatan bakteri ini. Suhu optimum pada sintesis amilase adalah sekitar 500 C dan pH optimum untuk sintesis amilase sekitar 7,0. Ekstrak enzim dipertahankan aktivitasnya 100% ketika diinkubasi selama 1 jam pada suhu 900 C dan 40% pada suhu 600 C selama 24 jam.
            Pengujian produksi amylase dapat dideteksi dengan penambahan reagen iodine pada tiap koloni yang tumbuh pada media untuk menyeleksi bakteri penghasil amylase. Isolat yang menghasilkan amylase ditunjukkan dengan adanya zona bening di sekitar koloni. Enzim amylase dapat dipisahkan dari protease dengan menambahkan insoluble starch ke dalam kultur untuk menyerap amilase.
            Strategi untuk isolasi bakteri penghasil amylase tahan pada suhu tinggi (termofilik) secara umum sama dengan penjelasan diatas. Pada dasarnya bakteri ini diisolasi untuk memperoleh enzim α-amilase dengan protein yang tahan panas. Beberapa keuntunganya adalah memiliki laju reaksi yang tinggi, memiliki sifat fisik medium yang menguntungkan, menurunkan resiko kontaminasi dan pertumbuhan bakteri pathogen serta menghasilkan bakteri termostabil. Bakteri tersebut dapat diisolasi dari laingkungan alam yang bersuhu tinggi atau daerah yang memiliki gunung berapi (Brock, 1985). Sehingga untuk mengisolasi bakteri tersebut dibutuhkan strategi khusus. Selain dibutuhkan substrat yang mengandung maltose juga dibutuhkan pH serta suhu yang sesuai dengan lokasi pengambilan sampel. Sehingga sangat penting mengukur parameter fisik dan kimia di lokasi pengambilan. Suhu yang dapat digunakan untuk mengisolasi bakteri termofilik berkisar antara 55-75oC, karena pada kisaran suhu ini beberapa bakteri termofilik memiliki kecepatan tumbuh yang maksimal (Brock, 1985).

By: Rizki_nisfi@yahoo.com

1 komentar: